Kamis, 09 Desember 2010

Negeriku Tidak Kaya dan Tidak Miskin?


Disetiap perjalananku kemanapun aku pergi,aku selalu menjumpai berbagai macam wajah-wajah kota yang semuanya serupa,yaitu banyaknya mobil dan motor disetiap jalan raya.Dan yang paling parah lagi aku jumpai ketika aku berada dikota jakarta beberapa waktu yang lalu.Mulai jenis mobil jaman dulu sampai mobil edisi terbaru dari merk-merk mobil mewah dari eropa ada disitu,bercengkrama bersama diatas aspal hitam yang terkadang becek dikala hujan.
Bayangkan begitu banyaknya asap-asap yang keluar dari sekian ribu mobil yang lewat dijalan raya pada tiap harinya,belum lagi asap dari cerobong pabrik.
Yang membuat saya heran adalah bahwa negeri tempatku hidup saat ini terkenal dengan negara miskin didunia,tapi apakah itu benar?
Saya tak begitu yakin kalau negeriku ini adalah negeri yang miskin dan para pemimpinnya sibuk mencari bantuan dan suntikan dana tuk mengatasi kemiskinan negeri ini.Indonesia adalah sebuah negara tempatku dilahirkan dan dibesarkan,begitu juga nenek moyangku dan para tetanggaku dan semua rekan-rekanku.Negara miskin yang mana rakyatnya banyak memiliki alat transportasi yang cukup mewah,jarang yang mau memakai sepeda seperti rakyat negara kaya dan penghasil industri otomotif ternama.
Dari sekian banyak operator seluler didunia,negara miskin ini memiliki urutan ketiga pemakai celluller terbesar didunia.Terbukti dari berbagai merk phoncell ternama didunia,rakyat negeri inipun banyak yang memilikinya.Padahal itu bukanlah suatu kebutuhan yang teramat pokok,yah mungkin hanya sekedar untuk gaya saja atau lebih dikenal dengan life stilenya kehidupan globalisasi.
**********
Belum habis lamunanku dipinggir jalanan,aku melihat berbagai wajah yang menadahkan tangannya dijalanan.Sebagian dari mereka ada yang bernyanyi disamping mobil mewah,entah itu hasil korupsi atau hasil kredit dengan bunga bank yang cukup buatku tuk makan satu tahun.
Negeriku tidaklah kaya,tidak juga miskin…hmmm entahlah.
Kadang aku berfikir,ketika para pejabatku mencari pinjaman tuk mengatasi kemiskinan negeri ini,tapi kemana ya masuknya dan kepada siapa ya dana itu dikucurkan ? Tapi ya sudahlah itu bukan urusan saya.
Aku mencoba berdiri dari tempatku duduk dipinggir trotoar,tak berapa lama melintaslah iring-iringan mobil mewah berplat merah.Aku melihat betapa angkuhnya sosok yang terlihat klimis dengan jas hitamnya dibalik kaca mobil,dengan dada yang membusung dan tatap mata kedepan dan kopiah dikepala seolah-olah membuat otaknya telah lupa bahwa segala yang dikenakannya adalah hasil dari jerih payah keringat yang bercucuran para rakyat jelata.Ck ck ck….
Aku langkahkan kakiku menuju sebuah pertokoan,aku lihat para tukang becak asik ber sms ria dengan handphone kesayangannya,lalu aku masuk menuju kesebuah toko dan kusaksikan para kasir dan pelyan yang menunggu pembeli sedang asik membuka laptop sambil sesekali tertawa sendiri.
”hahahaha lucu juga ya negeri ini,miskin tapi rakyatnya banyak yang kaya…
Biar bagaimanapun aku tetap mencintai negeriku.Bukan karena para pemimpinnya aku bertahan,akan tetapi karena kebijakan ibu pertiwilah aku tetap melanjutkan perjalananku yang masih teramat jauh dan penuh dengan tantangan.
Untuk Indonesia aku berkarya…

Rabu, 13 Oktober 2010

ummi



Ibu Kiranya Kau Tahu
Ibu…
Akulah zigotmu…
Yang terhasil dari sperma dan tersenyawa
Akulah embriomu…
Yang menempel pada uterusmu yang suci
Akulah fotusmu…
Yang tak sabar menjengah bumi…
Dan akulah ibu…
Lambang jirim kasihmu yang abadi.

Tangisku ibu…
Kau reda dengan nasihat terpuji
Gelakku ibu…
Kau sambut denagn nilai- nilai murni
Nakalku ibu…
Kau sulam dengan akhlak muslimah sejati
Dengan hipotesis yang kau ciptakan ibu
Kau mengharapkan hidupku penuh variasi islami.

Tetapi ibu…
Dewasanya anakmu ini tanpa sejarah balas budi
Tanpa lagi atom- atom kepatuhan
Tanpan lagi molekul- molekul peribadi yang luhur
Tanpa lagi ion- ion kebaktian
Ibu…
Dengan alasan cinta
Kujejakkan kaki menerjang fatwa
Hidupku tak ubah seperti srigala dahaga
Bebas! Rawak! Tanpa hala tujuan.
Yang ku impikan ibu…
Hanyalah menggapai cinta yang semu
Yang ku rindukan ibu…
Hanyalah kemesraan yang palsu
Aku bangga menjadi kekasih yang tak nyata
Hingga ku lupa balas budi baikmu
Hingga ku lupa pesanmu ibu.

Dahulu ibu… Mataku buta lambaian kasih nyata
Tetapi galak dengan lambaian fatamorgana
Telingaku pekak nasehat nasehat bijak
Tetapi peka dengan bisikan-bisikan hati sesat
Hidungku hilang dari bau wangian bakti
Tetapi tajam dengan yg berbau durhaka
Lidahku seakan kelu untuk mendoakanmu
Tetapi, petah merayu dan memuji nafsu.

Tetapi kini ibu…
Kiranya kau tahu…
Kurasakan gentar menyelubungi siangku
Rantaian dosa- dosa silam menyelimuti malamku
Aku takut ibu…
Aku takut… dengan seruling Israfil
Aku takut… dengan sentakan Izrail
Aku takut dengan cemeti munkar dan Nankir
Aku takut!!!

Tetapi kini ibu…
Kiranya kau tahu…
Anakmu ini tidak lekang dari tempat sujudNya
Bibirku basah dengan kalimah suci
Mataku tersasar ke arah QiblatNya
Telingaku dirangkum dari umpatan cela…
Meluruhkan dedaunan dosa
Digantikan berbunga pahala.

Kiranya kau tahu ibu…
Betapa anakmu ini dililit rasa sesal
Hingga ke akhirnya…
Ku berdoa kepada Allah  
Ya allah, ampunilah dosa-dosaku terhadap ibuku
Ya Allah, maafkanlah kesalahanku terhadap ibuku
Ya Allah, hamba ingin menjadi anak yg sholekah
Dan berbakti  pada ibuku
Amin… amin… ya robal ‘alamiin.
Semoga dosa-dosaku diampuni Allah…